Dalam era yang dipenuhi dengan dinamika perubahan dalam layanan kesehatan, Kolegium Ilmu Kesehatan Mata Indonesia (KIKMI) - Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) mencoba menyusun buku kurikulum yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum bagi RSP-PU (Rumah Sakit Pendidikan – Penyelenggara Utama) yang akan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata berbasis Kolegium untuk menghasilkan dokter spesialis mata yang profesional, kompeten dan berdaya guna di masyarakat luas.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat dan memberi kontribusi dalam proses akselerasi perubahan positif di bidang pelayanan kesehatan mata yang diharapkan.
Read More
Gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Setidaknya terdapat 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan dekat atau jauh. Hampir separuh kasus ini merupakan gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum ditangani.
Kelainan refraksi merupakan salah satu masalah kesehatan mata yang umum terjadi pada anakanak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Secara global, prevalensi kelainan refraksi pada anak terutama usía sekolah dasar mencapai 30% atau sekitar 19 juta anak, dimana 12 juta diantaranya merupakan jenis gangguan refraksi yang dapat dikoreksi.
Di Indonesia beberapa penelitian dan data yang tersedia menunjukkan gangguan refraksi mata pada anak dan memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Sebuah studi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013 menemukan bahwa sekitar 26% anak usia sekolah dasar mengalami gangguan refraksi mata di Indonesia.
PERDAMI sebagai organisasi profesi dokter spesialis mata berinisiatif untuk mengembangkan suatu model skrining gangguan refraksi mata di komunitas melalui Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi (SPGR). Untuk dapat mewujudkannya, maka dilakukan inisiasi program bertajuk “Pengembangan Model Skrining Gangguan Refraksi Mata pada Anak Berbasis Komunitas”. Hal ini dilatarbelakangi dengan temuan awal pasca pandemi COVID-19, dengan adanya peningkatan kasus kelainan refraksi yang tidak terkoreksi sebesar 40% di kota besar pada anak usia SD.
Dengan mempelajari kajian literatur, pengembangan kuesioner, dan Metode Delphi, Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi (SPGR) - PERDAMI menyusun sebuah Buku tentang Model SPGR Pada Anak Berbasis Sekolah berupa Model Skrining Gangguan Refraksi yang dapat dilakukan di sekolah. Model ini diharapkan dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi prevalensi gangguan refraksi yang tidak terdeteksi dan tidak terkoreksi serta meningkatkan kualitas penglihatan anak usia sekolah.
Gangguan refraksi yang tidak terdeteksi atau tidak tertangani dapat menghambat perkembangan kognitif anak. Penurunan kemampuan melihat secara langsung mempengaruhi kemampuan anak dalam memahami pelajaran di kelas, membaca, menulis, dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar lainnya.
Buku panduan ini menawarkan panduan yang jelas dan terstandar untuk memastikan bahwa skrining dilakukan secara efektif, sehingga anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan dapat segera dirujuk untuk mendapatkan penanganan yang tepat, seperti kacamata atau perawatan medis lainnya
Read More