Glaukoma merupakan serangkaian gejala yang ditandai dengan kerusakan saraf optik secara bertahap dan permanen, dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati. Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan terjadinya glaukoma antara lain faktor usia, tekanan bola mata tinggi, riwayat keluarga (orang tua atau saudara dengan glaukoma), miopia tinggi (rabun jauh), hipertensi, diabetes dan lain-lain.
Prevalensi glaukoma di Indonesia adalah sekitar 0,46% dari total populasi atau sekitar 4-5 orang dari 1.000 penduduk. Data ini berdasarkan laporan "Situasi Glaukoma di Indonesia" pada tahun 2019. Sementara itu, berdasarkan hasil Riskesdas 2007, prevalensi glaukoma di Indonesia adalah sebesar 4,6%.
Pekan Glaukoma Dunia 2025 akan berlangsung dari 9 hingga 15 Maret. Inisiatif global ini, yang diselenggarakan oleh “The World Glaucoma Association”, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang glaukoma, penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah. Tema tahun ini adalah "Bersatu untuk Dunia Bebas Glaukoma," dengan fokus pada menyatukan komunitas di seluruh dunia untuk memerangi kebutaan glaukoma.
Berbagai kegiatan akan digelar, antara lain pemeriksaan mata gratis, skrining glaukoma, maupun seminar untuk pasien dan keluarga. Berdasarkan uraian tersebut, Ilmiah Ramata Inspirasi Sehat (IRIS) Mata Series 1
yang bekerja sama dengan PERDAMI PUSAT dilaksanakan dengan mengangkat topik “Bridging the Vision Gap: Glaucoma Awareness and the Role of Refraction in Early Detection”.
Dengan adanya ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga medis sehingga dapat memberikan penangan awal dan pelayanan terutama pada penyakit glaukoma.
Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan peserta mengenai faktor risiko
glaukoma.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta diharapkan mampu :